1. Endosperm
2. Kotiledon (skutelum)
3. Plumula
4. Epikotil
5. Radikula
6. Koleoriza
7. Koleoptil
8. Kulit benih
1. Hipokotil
2. Plumula
3. Epikotil
4. Kotiledon
5. Kulit benih
6. Radikula
D. Fungsi dari Bagian-bagian Benih
1. Kulit benih
Kulit benih berperan dalam menentukan
derajat dan kecepatan imbibisi air. Jumlah air yang
diserap benih menentukan kecepatan berkecambah
benih (Krisnawati dan Adie, 2008). Selain itu kulit benih juga berfungsi melindungi endosperm dan embrio dari cekaman biotik maupun abiotik.
2. Endosperm
Fungsi endosperma adalah memelihara embrio
selama pertumbuhan pada fase heterofit dan memberikan sumber energi selama perkecambahan dan
pertumbuhan embrio (Johri dan Bhojwani, 1977). Endosperm berada di bawah kulit benih mengelilingi embrio dan memberi nutrisi kepada embrio dalam bentuk pati.
3. Embrio
Embrio merupakan hasil peleburan inti generatif dengan ovum. Embrio merupakan bagian paling penting pada benih, karena embrio adalah cikal bakal dari tanaman yang akan ditumbuhkan. Embrio meliputi radikula, hipokotil, epikotil, plumula, koleoptil, dan koleoriza.
E. Pengertian Kecambah
Kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari benih utuh sebelum menjadi tanaman baru. Pada proses perkecambahan akan terjadi metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Agustina, 2008). Perkecambahan atau germinasi diawali dengan masuknya air secara imbibisi. Air tersebut akan merangsang GA3 atau giberelin untuk mengaktifkan enzim amilase yang akan memecah polisakarida pada endosperm menjadi gula-gula yang lebih sederhana yang selanjutnya akan diubah menjadi energi. Energi tersebut akan digunakan oleh embrio untuk tumbuh.
F. Tipe-tipe Perkecambahan
1. Perkecambahan Epigeal
Perekecambahan Epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh
memanjang sehingga plumula dan kotiledon
terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon
dapat melakukan fotosintesis selama daun
belum terbentuk (Junaidi dan Ahmad, 2021). Tipe perkecambahan ini sering terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.
2. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan
epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula
tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit
biji (Campbell
et al., 2000). Tipe perkecambahan hipogeal sering terjadi pada tanaman monokotil seperti jagung dan padi, namun ada yang terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang ercis dan kacang kapri.
G. Pengamatan Struktur Kecambah
1. Alat
a. Kaca pembesar
b. Kertas tissue
c. Kamera handphone
2. Bahan
a. Sampel kecambah epigeal (kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, dan kedelai)
b. Sampel kecambah hipogeal (jagung)
c. Air bersih
3. Langkah Kerja
a. Cuci akar kecambah hingga bersih
b. Letakkan sampel kecambah pada kertas tissue
c. Amati dan identifikasi bagian-bagian kecambah menggunkaan kaca pembesar
d. Potret sampel kecambah menggunakan kamera handphone sebagai dokumentasi
H. Hasil Pengamatan
1. Kecambah Epigeal
a. Kacang Panjang
Keterangan:
1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadanngan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi b. Kacang tanah
Keterangan 1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
c. Kacang Hijau
Keterangan: 1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
d. Kedelai
Keterangan: 1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
2. Kecambah Hipogeal
a. Jagung
1. Radikula: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
2. Kotiledon (Skutelum): Menyerap zat makanan dari endosperm untuk diberikan pada kecambah sebelum daun sejati muncul
3. Endosperm: Menyediakan zat makanan untuk kecambah
4. Koleoptil: Berfungsi melindungi plumula
5. Daun sejati: empat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
Daftar Pustaka
Agustina, D. K. (2008). Studi Vegetasi di Hutan Lindung RPH Donomulyo BK PH Sengguruh KPH Malang. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Bhojwani, S.S. and B.M. Johri. (1971). Morphogenetic studies
on cultured mature endosperm of Croton
bonplandianum. New. Phytol. 70:761-766.
Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. (2000).Biologi. Jakarta: Erlangga
Junaidi, J., & Ahmad, F. (2021). PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN VIGORBIJI KOPI LAMPUNG (Coffeacanephora). Jurnal Inovasi Penelitian, 2(7), 1911-1916.
Kamil, J. (1979). Teknologi Benih. Angkasa Raya. Padang.
Kartasapoetra, A.G. (2003). Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.154 hal.
Krisnawati, A., & Adie, M. M. (2008). Ragam karakter morfologi kulit biji beberapa genotipe plasma nutfah kedelai. Indonesian Ministry of Agriculture.
Sutopo, L. (2004). Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar