Struktur Benih dan Kecambah Tanaman Dikotil dan Monokotil

 Struktur Benih dan Kecambah Tanaman Dikotil dan Monokotil

Oleh:

Ilham Widi Asmoro

A42220711

Gol. A

A. Pengertian Benih

Benih merupakan biji tanaman yang digunakan sebagai alat perbanyakan secara generatif dan sudah terseleksi sesuai dengan standar yang diharapkan baik dari segi kemurnian, kadar air, viabilitas, dan daya kecambah. Pengertian benih dapat dibedakan secara biologi dan agronomis. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperuntukkan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomis (Kartasapoetra, 2003). Secara biologi benih merupakan bijitumbuhan yang digunakan untuk alat perkembangbiakan tanaman (Sutopo, 2004).

B. Pengamatan Struktur Benih 

Menurut Kamil (1979), benih setidaknya memiliki 3 bagian utama yaitu kulit benih, jaringan penyimpan cadangan makanan. dan embrio. Untuk mengetahui bagian-bagian tersebut secara visual diperlukan pembelahan pada benih.

Alat :

1. Pisau scalpel

2. Telenan

3. Kaca pembesar

4. Mangkuk

Bahan:

1. Benih tanaman dikotil dan monokotil

2. Air bersih

Langkah kerja:

1. Merendam benih selama 24 jam di dalam mangkuk

2. Membelah benih secara membujur

3. Mengobservasi struktur dari setiap sampel benih

4. Mengidentifikasi sampel-sampel benih tersebut tergolong dikotil atau monokotil

C. Hasil Pengamatan

1. Benih Jagung (Zea mays)



Keterangan:

1. Endosperm
2. Kotiledon (skutelum)
3. Plumula
4. Epikotil
5. Radikula
6. Koleoriza
7. Koleoptil
8. Kulit benih

2. Benih Padi (Oryza sativa L.)


Keterangan:

1. Embrio
2. Endosperm
3. Kulit Benih

3.Benih Tomat (Solanum lycopersicum)

Keterangan:
1. Radikula
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Micropylar Endosperm
5. Kulit Benih

4. Benih Cabe (Capsicum annuum)

Keterangan:

1. Radikula
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Micropylar endosperm
5. Kulit benih

5. Benih Mentimun (Cucumis sativus)



Keterangan:

1. Radikula
2. Epikotil
3. Plumula
4. Kotiledon
5. Kulit Benih
6. Hipokotil

6. Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)



Keterangan:

1. Kulit Benih
2. Kotiledon
3. Plumula
4. Epikotil
5. Hipokotil
6. Radikula

7. Benih Kacang Panjang (Vigna unguilcata)



Keterangan:

1. Plumula
2. Epikotil
3. Hipokotil
4. Kotiledon
5. Kulit Benih
6. Radikula

8. Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)



Keterangan:

1. Hipokotil
2. Plumula
3. Epikotil
4. Kotiledon
5. Kulit benih
6. Radikula

D. Fungsi dari Bagian-bagian Benih

1. Kulit benih
   Kulit benih berperan dalam menentukan derajat dan kecepatan imbibisi air. Jumlah air yang diserap benih menentukan kecepatan berkecambah benih (Krisnawati dan Adie, 2008). Selain itu kulit benih juga berfungsi melindungi endosperm dan embrio dari cekaman biotik maupun abiotik.
2. Endosperm
  Fungsi endosperma adalah memelihara embrio selama pertumbuhan pada fase heterofit dan memberikan sumber energi selama perkecambahan dan pertumbuhan embrio (Johri dan Bhojwani, 1977). Endosperm berada di bawah kulit benih mengelilingi embrio dan memberi nutrisi kepada embrio dalam bentuk pati.
3. Embrio
   Embrio merupakan hasil peleburan inti generatif dengan ovum. Embrio merupakan bagian paling penting pada benih, karena embrio adalah cikal bakal dari tanaman yang akan ditumbuhkan. Embrio meliputi radikula, hipokotil, epikotil, plumula, koleoptil, dan koleoriza. 
    
E. Pengertian Kecambah
    Kecambah merupakan bentuk pertumbuhan dari benih utuh sebelum menjadi tanaman baru. Pada proses perkecambahan akan terjadi metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Agustina, 2008). Perkecambahan atau germinasi diawali dengan masuknya air secara imbibisi. Air tersebut akan merangsang GA3 atau giberelin untuk mengaktifkan enzim amilase yang akan memecah polisakarida pada endosperm menjadi gula-gula yang lebih sederhana yang selanjutnya akan diubah menjadi energi. Energi tersebut akan digunakan oleh embrio untuk tumbuh.
F. Tipe-tipe Perkecambahan
    1. Perkecambahan Epigeal
      Perekecambahan Epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk (Junaidi dan Ahmad, 2021). Tipe perkecambahan ini sering terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain. 
    2. Perkecambahan Hipogeal
        Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji (Campbell et al., 2000). Tipe perkecambahan hipogeal sering terjadi pada tanaman monokotil seperti jagung dan padi, namun ada yang terjadi pada tanaman dikotil seperti kacang ercis dan kacang kapri. 
G. Pengamatan Struktur Kecambah
    1. Alat
        a. Kaca pembesar
        b. Kertas tissue
        c. Kamera handphone
    2. Bahan
        a. Sampel kecambah epigeal (kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, dan kedelai)
        b. Sampel kecambah hipogeal (jagung)
        c. Air bersih
    3. Langkah Kerja
        a. Cuci akar kecambah hingga bersih
        b. Letakkan sampel kecambah pada kertas tissue
        c. Amati dan identifikasi bagian-bagian kecambah menggunkaan kaca pembesar
        d. Potret sampel kecambah menggunakan kamera handphone sebagai dokumentasi
H. Hasil Pengamatan

1. Kecambah Epigeal
    a. Kacang Panjang

          Keterangan:
         1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
          2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
          3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadanngan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh 
          4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
          5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi
     b. Kacang tanah
        
 Keterangan
         1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
          2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
         3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh 
          4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
    5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi

     c. Kacang Hijau
        
 Keterangan:
         1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
          2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
         3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh
          4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
    5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi

     d. Kedelai 
        
 Keterangan:
        1.Radikula/Akar: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
         2. Hipokotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan radikula
       3. Kotiledon: Menggantikan fungsi daun sejati yang belum muncul yaitu menyediakan cadangan makanan yang digunakan sebagai energi untuk tumbuh 
          4. Epikotil: Sebagai penghubung antara kotiledon dengan plumula atau daun sejati
    5. Daun sejati: Tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi

2. Kecambah Hipogeal
    a. Jagung
        Keterangan:
     1. Radikula: Sebagai organ tanaman yang akan menjadi akar yang selanjutnya akan berfungsi menyerap air dan unsur hara.
       2. Kotiledon (Skutelum): Menyerap zat makanan dari endosperm untuk diberikan pada kecambah sebelum daun sejati muncul
        3. Endosperm: Menyediakan zat makanan untuk kecambah
        4. Koleoptil: Berfungsi melindungi plumula
    5. Daun sejati: empat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan gula dan akan diubah menjadi energi




        Daftar Pustaka

Agustina, D. K. (2008). Studi Vegetasi di Hutan Lindung RPH Donomulyo BK PH Sengguruh KPH Malang. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.  

Bhojwani, S.S. and B.M. Johri. (1971). Morphogenetic studies on cultured mature endosperm of Croton bonplandianum. New. Phytol. 70:761-766.

Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. (2000).Biologi. Jakarta: Erlangga
    
Junaidi, J., & Ahmad, F. (2021). PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN VIGORBIJI KOPI LAMPUNG (Coffeacanephora). Jurnal Inovasi Penelitian2(7), 1911-1916.

 Kamil, J. (1979). Teknologi Benih. Angkasa Raya. Padang.
        
 Kartasapoetra, A.G. (2003). Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.154 hal.

Krisnawati, A., & Adie, M. M. (2008). Ragam karakter morfologi kulit biji beberapa genotipe plasma nutfah kedelai. Indonesian Ministry of Agriculture.

 Sutopo, L. (2004). Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
        
        

Komentar